Senin, 28 Oktober 2013

sumpah pemuda itu apa?

sebelum kamu yang akan membaca uraian di bawah ini kamu harus jawap dengan hati dari satu pertanyaan ini
1. sudahkah kamu paham dengan sumpah dari pemuda uantuk orang sebelum dan setelah mu
1. apa kamu sedah merasa sebagai pemuda yang memberikan kontribusi padabangsa
1. apa  kamu pemuda yang akan bertanggung jawap untuk hancurnya bangsa kita20tahun kedepan

kaloiya jangan pernah baca artikel ini

Sumpah Pemuda

kata situs wikipedia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Peserta Kongres Pemuda II
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua[1] yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan"

Berikut ini adalah bunyi "Sumpah Pemuda" sebagaimana tercantum pada salah satu bagian Museum Sumpah Pemuda[2]. Penulisan ini menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Rumusan Kongres

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. [3] Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[4]

 isi resmi sebelum di refisi masa orde baru


SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  1. Abdul Muthalib Sangadji
  2. Purnama Wulan
  3. Abdul Rachman
  4. Raden Soeharto
  5. Abu Hanifah
  6. Raden Soekamso
  7. Adnan Kapau Gani
  8. Ramelan
  9. Amir (Dienaren van Indie)
  10. Saerun (Keng Po)
  11. Anta Permana
  12. Sahardjo
  13. Anwari
  14. Sarbini
  15. Arnold Manonutu
  16. Sarmidi Mangunsarkoro
  17. Assaat
  18. Sartono
  19. Bahder Djohan
  20. S.M. Kartosoewirjo
  21. Dali
  22. Setiawan
  23. Darsa
  24. Sigit (Indonesische Studieclub)
  25. Dien Pantouw
  26. Siti Sundari
  27. Djuanda
  28. Sjahpuddin Latif
  29. Dr.Pijper
  30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  31. Emma Puradiredja
  32. Soejono Djoenoed Poeponegoro
  33. Halim
  34. R.M. Djoko Marsaid
  35. Hamami
  36. Soekamto
  37. Jo Tumbuhan
  38. Soekmono
  39. Joesoepadi
  40. Soekowati (Volksraad)
  41. Jos Masdani
  42. Soemanang
  43. Kadir
  44. Soemarto
  45. Karto Menggolo
  46. Soenario (PAPI & INPO)
  47. Kasman Singodimedjo
  48. Soerjadi
  49. Koentjoro Poerbopranoto
  50. Soewadji Prawirohardjo
  51. Martakusuma
  52. Soewirjo
  53. Masmoen Rasid
  54. Soeworo
  55. Mohammad Ali Hanafiah
  56. Suhara
  57. Mohammad Nazif
  58. Sujono (Volksraad)
  59. Mohammad Roem
  60. Sulaeman
  61. Mohammad Tabrani
  62. Suwarni
  63. Mohammad Tamzil
  64. Tjahija
  65. Muhidin (Pasundan)
  66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  67. Mukarno
  68. Wilopo
  69. Muwardi
  70. Wage Rudolf Soepratman
  71. Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
    di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
    Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
    Kong Liong.
  2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
    Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
    yaitu :
    a. Kwee Thiam Hong
    b. Oey Kay Siang
    c. John Lauw Tjoan Hok
    d. Tjio Djien kwie

    Naskah Sumpah Pemuda Dimanipulasi.?

    Sejarah naskah Sumpah Pemuda tahun 1928 silan diduga dimanipulasi. Hal itu dikatakan Sejarahwan JJ Rijal dalam acara diskusi bertajuk 'Sumpah Pemuda di tengah sumpah serapah' di Cikini, Sabtu (27/10).

    Naskah Sumpah Pemuda
    Hasil Scan Naskah Sumpah Pemuda
    Sumber : andy.web.id

    Menurut Rizal, tidak ada kata-kata sumpah dalam naskah otentik Sumpah Pemuda yang dibuat pada tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini diketahui Rizal dari pemberitaan surat kabar Sinpo, surat kabar pertama yang memberitakan hasil Kongres Pemuda II tahun 1928. "Di situ cuma ditulis putusan kongres. Disebut bahwa kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Tidak ada kata sumpah," kata Rizal.


    Rizal menduga ada kesengajaan mengubah isi teks Sumpah Pemuda yang dilakukan setelah tahun 1950an dimana banyak terjadi pemberontakan di daerah. Penyusupan kata sumpah dimaksudkan untuk menciptakan kesakralan dalam keputusan hasil Kongres Pemuda II tahun 1928. Sehingga, sambung Rizal, pemuda akan berpikir dua kali apabila ingin melanggar tiga poin dalam keputusan kongres tersebut. "Diproduksi tahun 50an supaya berkaitan dengan Sumpah Palapa. Pakai sumpah juga supaya sakral. Kalau kita keluar dari sumpah itu maka celaka lah," papar Rizal.


    Dari segi sejarah, Rizal menilai manipulasi dalam teks Sumpah Pemuda tersebut sangat mengganggu. Ia berharap kebohongan sejarah ini bisa diluruskan.

    Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Poempida Hidayatullah, tak memusingkan ada tidaknya kata sumpah dalam teks asli Sumpah Pemuda tahun 1928. Pasalnya, peristiwa Sumpah Pemuda telah menjadi legitimasi perjuangan pemuda hingga saat ini. Hanya saja, Poempida menilai bahwa tiga poin dalam Sumpah Pemuda sudah tidak relevan dengan masa sekarang.

    Menurutnya, perlu ditambahkan satu poin lagi yakni sumpah satu sejahtera. "Harus ditambah satu sejahtera. Karena jika kesejahteraan tidak dirasa pemuda maka gagal sudah negara ini," ujar politisi berusia 40 tahun tersebut.


Selasa, 22 Oktober 2013

Indonesia Perkenalkan Undang-undang Baru Rokok

Klikdokter.com - Aktivis anti-rokok di Indonesia menyambut undang-undang baru yang mengharuskan untuk memasang foto atau gambar dampak merokok pada bungkus rokok sebagai peringatan bahaya merokok. Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu di negara yang memiliki angka perokok ketiga tertinggi di dunia.
"Undang-undang ini memiliki proses yang panjang, namun memiliki kemajuan," kata Hakim Sorimuda Pohan, anggota Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, pada 10 Januari, seperti dilansir oleh asianscientist.com
Undang-undang ini terealisasi tiga tahun setelah parlemen meloloskan RUU tembakau sebagai daftar zat adiktif.
Petani tembakau dan perusahaan rokok yang telah lama menentang langkah tersebut, mengatakan RUU tersebut mengancam mata pencaharian ratusan ribu orang yang bekerja di industri tembakau.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, dengan jumlah penduduk yang mencapai 240 juta, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dalam hal jumlah perokok.
Sekitar 65 persen laki-laki Indonesia dan 35 persen dari perempuan berusia 15 atau lebih tua merokok pada tahun 2010, seperti yang dilaporkan oleh kementerian.
Penyakit tidak menular termasuk yang disebabkan merokok membukukan 64 persen dari semua kematian di Indonesia, kata Organisasi Kesehatan Dunia. Naik lebih dari 50 persen pada tahun 1995. Perusahaan memiliki 18 bulan untuk mematuhi undang-undang baru ini.tapiapa efekti f????

Senin, 21 Oktober 2013

CHAUVINISME

CHAUVINISME

-BUDAYA MENCINTAI YANG BERLEBIHAN


Budaya mencintai bangsa sendiri, baik  ras, golongan, bangsa dan kelompok menjadi suatu hal yang wajar atau mungkin malah menjadi kewajiban yang harus mereka laksanakan. Namun bagaimana jika budaya mencintai tersebut dilaksanakan secara berlebihan bahkan beralih fungsi ke portal pendewaan bagi masing-masing golongan dan kelompoknya sendiri tanpa menghiraukan golongan atau kelompok lain?
Ya, budaya mencintai kelompok dan golonganya sendiri secara berlebihan inilah yang disebut chauvinisme.  Kalau dalam lingkup suatu Negara terdapat perbedaan tipis antara chauvinism dengan nasionalisme. Pengertian chauvinisme bagi suatu Negara identik dengan rasa cinta tanah air dengan menganggap bangsa dan ras lain jauh berada dibawah kelompoknya. Contohnya seperti yang dikemukakan oleh A Hitler dengan kalimat “Deutschland Uber”. Alles in der Welt (Jerman di atas segala-galanya dalam dunia) yang merupakan slogan pendewaan bagi Negara jerman.
Kita semua terlanjur munafik jika berurusan dengan istilah chauvinisme ini. Kenapa? Karena hampir di semua Negara atau bangsa chauvinism tumbuh, membangun pagar pemisah kasat mata. Chauvinism menimbulkan perbedaan arti terhadap rasa cinta terhadap golongan atau kelompoknya sendiri. Chauvinisme memunculkan pembatas di antara individu dan kelompok lain yang berbeda.
Sebuah contoh nyata bagi para mahasiswa adalah chauvinism dalam portal kampus. Ketika awal mula penerimaan mahasiswa baru, solidaritas mereka para  mahasiswa baru, tumbuh hanya di antara satu kelompok atau golongan yang berasal dari daerah yang sama saja. Mereka enggan bersosialisasi dengan kelompok lain di sekitar mereka. Misalnya seperti ini, jika saya sedang berada di daerah A, sedang saya berasal dari daerah B. Maka biasanya saya akan mencari teman dari daerah B terlebih dahulu sebelum mencari teman dari daerah A. Mengapa? Karena akan lebih mudah menerima persamaan budaya dibandingkan perbedaanya saat kita merasa asing dengan daerah tertentu.
Yah, Itu contoh nyata yang kita lihat di kampus. Para mahasiswa baru cenderung bergaul dengan mereka yang berasal dari satu daerah dan enggan berkumpul bersama mereka yang berasal dari daerah lain.
Potret virus chauvinisme ini bahkan juga merebak di lingkup fakultas. Masing-masing mahasiswa dari jurusan yang berbeda cenderung akan mengagung-agungkan jurusanya sendiri. Mereka bahkan enggan memuji dan mengakui kelebihan dari jurusan lain. Bagi mereka jurusan mereka lah yang paling utama, paling bagus, paling keren. Mereka mendewakan jurusan masing-masing. Memberi supporter yang berlebihan hingga menimbulkan perbedaan dan kesenjangan.(Hilda Inaya I )

CHAUVINISME

CHAUVINISME-BUDAYA MENCINTAI YANG BERLEBIHAN


Budaya mencintai bangsa sendiri, baik  ras, golongan, bangsa dan kelompok menjadi suatu hal yang wajar atau mungkin malah menjadi kewajiban yang harus mereka laksanakan. Namun bagaimana jika budaya mencintai tersebut dilaksanakan secara berlebihan bahkan beralih fungsi ke portal pendewaan bagi masing-masing golongan dan kelompoknya sendiri tanpa menghiraukan golongan atau kelompok lain?
Ya, budaya mencintai kelompok dan golonganya sendiri secara berlebihan inilah yang disebut chauvinisme.  Kalau dalam lingkup suatu Negara terdapat perbedaan tipis antara chauvinism dengan nasionalisme. Pengertian chauvinisme bagi suatu Negara identik dengan rasa cinta tanah air dengan menganggap bangsa dan ras lain jauh berada dibawah kelompoknya. Contohnya seperti yang dikemukakan oleh A Hitler dengan kalimat “Deutschland Uber”. Alles in der Welt (Jerman di atas segala-galanya dalam dunia) yang merupakan slogan pendewaan bagi Negara jerman.
Kita semua terlanjur munafik jika berurusan dengan istilah chauvinisme ini. Kenapa? Karena hampir di semua Negara atau bangsa chauvinism tumbuh, membangun pagar pemisah kasat mata. Chauvinism menimbulkan perbedaan arti terhadap rasa cinta terhadap golongan atau kelompoknya sendiri. Chauvinisme memunculkan pembatas di antara individu dan kelompok lain yang berbeda.
Sebuah contoh nyata bagi para mahasiswa adalah chauvinism dalam portal kampus. Ketika awal mula penerimaan mahasiswa baru, solidaritas mereka para  mahasiswa baru, tumbuh hanya di antara satu kelompok atau golongan yang berasal dari daerah yang sama saja. Mereka enggan bersosialisasi dengan kelompok lain di sekitar mereka. Misalnya seperti ini, jika saya sedang berada di daerah A, sedang saya berasal dari daerah B. Maka biasanya saya akan mencari teman dari daerah B terlebih dahulu sebelum mencari teman dari daerah A. Mengapa? Karena akan lebih mudah menerima persamaan budaya dibandingkan perbedaanya saat kita merasa asing dengan daerah tertentu.
Yah, Itu contoh nyata yang kita lihat di kampus. Para mahasiswa baru cenderung bergaul dengan mereka yang berasal dari satu daerah dan enggan berkumpul bersama mereka yang berasal dari daerah lain.
Potret virus chauvinisme ini bahkan juga merebak di lingkup fakultas. Masing-masing mahasiswa dari jurusan yang berbeda cenderung akan mengagung-agungkan jurusanya sendiri. Mereka bahkan enggan memuji dan mengakui kelebihan dari jurusan lain. Bagi mereka jurusan mereka lah yang paling utama, paling bagus, paling keren. Mereka mendewakan jurusan masing-masing. Memberi supporter yang berlebihan hingga menimbulkan perbedaan dan kesenjangan.(Hilda Inaya I )

Jumat, 18 Oktober 2013

tanya

 dalam kbbi kata tanya tabanyak artinya tapi bila diberi imbuhan maka kata tanya banyak maknanya
  tanya /ta·nya / 1 n permintaan keterangan (penjelasan dsb); 2 v cak bertanya;-- jawab soal jawab; diskusi; wawancara; 
bertanya /ber·ta·nya/ v meminta keterangan (penjelasan dsb); meminta supaya diberi tahu (tt sesuatu): kalau tidak tahu, Anda sebaiknya ~;~ jawab 1 berdiskusi; 2 berwawancara; 
bertanya-tanya 1 /ber·ta·nya-ta·nya 1 /v bertanya ke mana-mana; berkali-kali bertanya (meminta keterangan dsb): ia masuk ke kampung, lalu ~ barangkali ada orang yg tahu; 2 a dl kebimbangan atau heran (seakan-akan bertanya di hati): ia pun tertegun ~ dl hati, apakah sebabnya hal itu terjadi; 
menanya /me·na·nya/ v mengajukan pertanyaan; bertanya: sebelum ~ , pikirlah baik-baik; 
menanyai /me·na·nyai/ v bertanya kpd; hendak mengetahui dng bertanya; memeriksa (dng bertanya): polisi sedang ~ tersangka pembunuhan itu; 
menanyakan /me·na·nya·kan/ v 1 bertanya sesuatu kpd; meminta keterangan tt sesuatu: saya akan ~ soal itu langsung kpd Pak Lurah; 2 meminang: ada juga yg ~ gadis itu, tetapi ia tidak mau; 
mempertanyakan /mem·per·ta·nya·kan/ v menjadikan sesuatu sbg bahan bertanya-tanya; mempersoalkan; 
pertanyaan /per·ta·nya·an/ n 1 perbuatan (hal dsb) bertanya; permintaan keterangan; 2 sesuatu yg
ditanyakan; soal;~ keliling kesempatan bertanya dl rapat secara bergiliran; ~ langsung Ling pertanyaan dl ucapan langsung, msl Mau ke mana?; ~ retoris Ling pertanyaan yg tidak memerlukan jawaban; ~ taklangsung Ling pertanyaan yg dikutip dl wacana tidak langsung, msl Ia bertanya apakah saya akan datang; 
penanya /pe·na·nya/ n orang yg bertanya (menanyai atau menanyakan); 
penanyaan /pe·na·nya·an/ n proses, cara, perbuatan menanyakan atau menanyai
tapi gua sadar kalo kata tanya takpernah ada jawaban yang pasti benar tapi hanya ada jawaban yang hampir benar jika kamu  yakin jawaban mu benar maka kamu adalah org yang tak tau jawaban yang benar itu apa???

Selasa, 15 Oktober 2013

Majalah Porno Khusus Orang Buta / Tunanetra

Majalah Porno Khusus Orang Buta / Tunanetra

 
Majalah Porno Khusus Orang Buta / Tunanetra    
Hello Blogger Mania... Jumpa Lagi?? Kali Ini Saya Akan Menampilkan Artikel Berjudul :Majalah Porno Khusus Orang Buta / Tunanetra     , Langsung saja ya, Daripada Kelamaan Dan Bikin Bete.. 

Majalah porno khusus tunanetra telah diluncurkan, lengkap dengan tulisan braille dan gambar bertekstur membentuk anatomi tubuh pria dan wanita dengan pose sensual.
 Dalam majalah itu terdapat 17 gambar bertekstur. Di antaranya, menampilkan gambar wanita tanpa busana berpose sedang disko, wanita dengan bentuk payudara sempurna dan 'robot cinta berperawakan pria'
images
Majalah ini dirancang oleh Lisa Murphy, dan diberi nama 'Tactile Minds'. Majalah yang didesain untuk dinikmati penderita tunanetra atau bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan ini bisa didapat dengan harga £150 (sekitar Rp 2 juta).

Murphy, wanita asal Canada ini mengungkapkan, ia menciptakan majalah ini untuk membidik segmen pembaca yang belum terjamah. "Saat ini, belum ada majalah khusus dewasa yang menampilkan gambar model tanpa busana dengan bentuk tactile (bisa diraba)," katanya.

"Kami mencoba mendobrak itu. Majalah 'Playboy' sudah memiliki edisi dengan tulisan braille, tapi belum ada edisi yang menampilkan gambar," ujarnya menambahkan.

Ia juga mengaku bahwa ia membuat majalah ini setelah menyadari pembaca tunanetra dianggap diabaikan dalam budaya erotisme. Antara 1970 hingga 1985 'Playboy' mencetak edisi dalam bentuk tulisan braille, namun tanpa gambar menonjol.
88152_tactile_minds_663_382
 majalah+porno+untuk+orang+buta

 Begitulah isi Artikel :Majalah Porno Khusus Orang Buta / Tunanetra     , semoga bermanfa'at,menambah wawasan dan yang belum tahu menjadi tahu. Salam Hormat 


Posted by: Sigit Hermawan | Info Terbaru | Free Software | Tutorial Blog

Majalah Porno Khusus Orang Buta / Tunanetra
Anda sedang membaca artikel Majalah Porno Khusus Orang Buta / Tunanetra dengan url : http://sigithermawan12.blogspot.com/2012/10/majalah-porno-khusus-orang-buta.html

Senin, 14 Oktober 2013

Idul Adha

memasuki bulan Idul Adha yang biasa disebut juga bulan haji maksudnya bulan dimana umat Islam beribadah haji . Bulan Idul adha ada juga yang menamakan idul qurban yaitu bulan dimana umat islam melakukan ibadah kurban. Kurban yang dimaksud harus binatang ternak berkaki empat jadi kurban tidak boleh binatang liar atau buruan. Di Arab orang yang berkurban biasanya domba atau unta. Di Indonesia biasanya yang lajim doma, kambing, atau sapi. Seperti kita lihat bila menjelang Idul Adha di pinggiran Jalan kota-kota besar banyak pedagang hewan kurban yang menjajakan Hewan kurban yang terdiri dari domba dan Sapi.

Syarat hewan kurban
  • Bila berkurban sapi boleh  untuk tujuh orang
  • Syaratnya usia Sapi paling muda harus sudah berumur 2 tahun lebih menuju ke 3 tahun
  • untuk domba atau kambing berlaku untuk satu orang
  • usia domba paling muda 1 tahun lebih menuju 2 tahun
  • bila kurban wajib karena nazdar maka semua bagian harus dibagikan ke fakir miskin
  • dan bila kurban sunah  bukan nazdar yang kurban boleh mengambil sepertiga bagian
  • kurban lebih utama hewan Jantan
  • keadaan fisik lengkap misalnya tanduk tidak patah, mata lengkap ekor lengkap, kaki tidak cacat
  • untuk domba lebih utama yang berwarna bulu putih
  • hewan kurban harus milik pribadi (bukan milik perusahaan atau organisasi)
  • hewan ternak harus sehat
domba yang sehat(my.opera.com)
 Sedangkan rukun kurban
  • beraagama Islam
  • waktu  penyembeliha sesudah  salat sunah Idul adha atau bole tanggal sesudahnya yaitu tanggal 11,12 dan 13 Idul Adha yang biasa juga disebut hari Tasrek yaitu hari dimana seorang muslim diharamkan berpuasa
  • pada saat penyebelihan harus diniatkan kurban atas nama...”sebutkan nama yang kurban lengkap dengan nama bapanya” misalnya yang kurban bernama Koko putranya pak Robet jadi kurban harus disebut  pada saat penyembelihan atas nama Koko bin Robet atau Koko Robet.


Berikut tips cara memilih hewan ternak yang sehat untuk kurban secara kasat mata atau berdasarkan pengamatan 
  • pilih hewan jantan yang tanduknya simetris dan bersih ini memperlihatkan bahwa peternah sangat perhatian terhadap hewan peliharaannya
  • Kuku hewan rapi dan bersih
  • Mata hewan bersih bersinar
  • Hidung hewan tidak mengeluarkan ingus
  • Mulut hewan tidak berbusa
  • perhatikan bulu hewan harus mengkilap, artinya hewan sering dimadikan kalau sering dimandikan tidak ada parasit seperti kutu
  • kulit hewan tidak ada yang borok atau koreng
  • bulu hewan tidak berdiri karena bila bulu berdiri memperlihatkan hewan tidak sehat atau lagi demam.
  • Testis atau buah zakarnya simetris artinya tidak tinggi sebelah serta tidak besar sebelah
  • Postur badan tidak gendut tapi yang lonjong karena yang gendut kearah perut biasanya dagingnya sedikit
  • pembelian ternak untuk kurban sekarang bisa datang langsung ke tempat atau online , karena dengan teknologi sekarang jual beli ternak juga sama halnya dengan jual beli laptop atau mobil bila mengunakan situs online
Selain yang telah disebutkan diatas tadi ketika binatang didekati tidak takut kepada manusia sebab binatang yang takut kepada manusia memperlihatkan latar belakang pemeliharaan, binatang pernah disakiti manusia dan biasanya binatang seperti ini akan mudah stres dalam proses pengiriman dari tempat transaksi ke tempat panitia kurban. Usahakan membeli hewan sejak awal maksudnya kalau sudah mepet waktunya kita kebagian sisa pilihan orang sehingga hewan yang bagus bagus sudah dibeli orang. Demikian tips share dari blogger semoga bermanfaat.
 
kurban Ibadah kurban adalah ibadah sunat yang sangat penting atau sangat utama, kurban yang dimaksud adalah kurban hewan ternak
yang dilakukan oleh  yang mampu secara ekonomi kemudian dagingnya dibagikan kepada fakir miskin atau orang-orang yang tidak mampu.
Cara pembagian daging kurban, jangan sampai berebut sehingga menimbulkan korban terinjak massa. Di beberapa tempat hampir tiap tahun di bulan Idul Adha sering terjadi keributan dalam pembagian daging kurban adalah akibat kesalahan dari panitia dalam tata cara pembagian daging kuraban.
Sering kali kita dalam beberapa tahun terakhir mendengar serta membaca berita baik media  elektronik atau media cetak bahwa  ada keributan saat pembagian daging kurban. Penyebabnya adalah karena orang yang  akan menerima daging kurban berebut pembagian daging. Ada anak kecil atau wanita tua yang jadi korban  terinjak-injak  akibat tidak tertib dalam pelaksanaan pembagian daging kurban


Massa yang tidak tertib dalam penerimaan daging kurba biasanya yang terkumpul dalam jumlah banyak seperti contohnya di halaman masjid Istiqlal atau di tempat-tempat lain di tanah air. Penyebabnya dipicu oleh massa yang takut tidak kebagian daging dan tidak sabar menunggu pembagian. Tidak sedikit pula mereka yang tidak kebagian kupon ikut minta jatah pembagian daging kurban.

Kesalahan yang dilakukan panitia kurban
Dalam beribadah termasuk ibadah kurban hal yang baik selain memenuhi syarat dan rukun  maka tata cara juga harus mengikuti seperti apa yang sudah di berikan contoh oleh Rosulullah saw.  Meskibun Ibadah kurban ini syariat yang berasal dari Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s di Kota Mekah yang dahulunya sebuah lembah di tengah gurun. Pembagian daging kurban Rosulullah saw memberikan contoh yaitu daging dibagikan langsung dengan cara diantarkan kerumah fakir miskin yang berhak menerimanya. Kalau bisa oleh orang yang kurban langsung kalau tidak bisa oleh panitia.  Hal ini sebenarnya berlaku pula dalam hal pembagian zakat, zakat fitrah serta sodaqoh.

Dengan pembagian seperti yang biasa dilakukan yaitu dengan menyebar kupon kemudian pemegang kupon antri. Cara seperti ini menurut pengalaman banyak berebut dan berdesakan sehingga kalau tidak tertib banyak korban yang terinjak. Janganlah orang-orang fakir miskin dihinakan dengan cara supaya antre berjam-jam demi sebungkus daging dan tulang. Ini merupakan satu pendidikan kepada masyarakat bahwa bila tidak sesuai aturan meski untuk kebajikan dengan niat ibadah sosial malah mendatangkan bencana.

Idealnya orang yang kurban harus bisa menyembelih sendiri, membagikan sendiri secara langsung, kalau tidak bisa anda bisa mempercayakan kepada panitia di lingkungan anda sendiri

Tips cara membagikan daging kurban
  • Untuk kurban wajib karena Nadzar harus dibagikan semua kepada fakir miskin
  • Untuk kurban sunah yang kurban boleh ambil 1/3 bagian
  • Misalkan anda mau kurban domba atau kambing: setelah disembelih daging ditimbang 1/3 bagian buat yang kurban beserta keluarganya sisanya dibagikan buat fakir miskin.
  • Bila kurban sapi yang patungan 1 ekor/7 orang: setelah sapi disembelih daging ditimbang 1/3 bagian disisakan kemudian dibagi 7 buat yang kurban. Sisanya dibagikan buat fakir miskin

Tips cara mengemas daging kurban
  • Daging dipisahkan dari jeroan masing-masing dalam plastik putih
  • Kemudian di dobel dengan plastik kantong  keresek hitam,
  • jangan sesekali daging dicampur langsung jeroan dalam satu plastik
  • membungkus daging tidak boleh langsung keresek hitam untuk mengantisipasi bahwa plastik hitam formalin  akan luntur ketika bersentuhan langsung dengan daging

Bagikan langsung dengan cara diantar ke orang yang berhak dari rumah ke rumah bila anda tidak sempat anda bisa mengutus  atau mengupah orang yang dipercaya atau dipercayakan kepada panitia kurban di lingkungan anda. Karena kalau dibagikan dengan cara menebar kupon  ada kemungkinan terjadi berebut Supaya maksud dan niat ibadah anda tidak berkurang pahalanya hanya karena malas atau tidak mau cape. Jangan sampai  yang tadinya niat ibadah berupa kepedulian sosial malah mencelakakan orang.

Read more: http://www.gurubelajar.com/2011/10/syarat-dan-rukun-kurban-serta-cara.html#ixzz2hg2vtw8y

Sabtu, 12 Oktober 2013

JIL (JARINGAN ISLAM LIBERAL)


Jaringan Islam Liberal adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan beberapa landasan khusus.Jaringan Islam Liberal juga bisa diartikan sebagai forum intelektual terbuka yang mendiskusikan dan menyebarkan liberalisme Islam di Indonesia. Forum ini bersekretariat di Teater Utan Kayu, Jalan Utan Kayu no. 68 H, Jakarta, sebidang tanah milik jurnalis dan intelektual senior Goenawan Mohammad.

Prinsip

Prinsip yang dianut oleh Jaringan Islam Liberal yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. "Liberal" di sini bermakna dua: kebebasan dan pembebasan. Jaringan Islam Liberal percaya bahwa Islam selalu dilekati kata sifat, sebab pada kenyataannya Islam ditafsirkan secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penafsirnya. Jaringan Islam Liberal memilih satu jenis tafsir, dan dengan demikian satu kata sifat terhadap Islam, yaitu "liberal". Untuk mewujudkan Islam Liberal, kami membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL).

Sejarah

Islam liberal menurut Charless Kurzman muncul sekitar abad ke-18 dikala kerajaan Turki Utsmani Dinasti Shafawi dan Dinasti Mughal tengah berada digerbang keruntuhan. Pada saat itu tampillah para ulama untuk mengadakan gerakan permurnian, kembali kepada al-Quran dan sunnah. Pada saat ini muncullah cikal bakal paham liberal awal melalui Syah Waliyullah (India, 1703-1762), menurutnya Islam harus mengikuti adat lokal suatu tempat sesuai dengan kebutuhan pcnduduknya. Hal ini juga terjadi dikalangan Syiah. Aqa Muhammad Bihbihani (Iran, 1790) mulai berani mendobrak pintu ijtihad dan membukanya lebar-lebar.
Di Indonesia muncul Nurcholis Madjid (murid dari Fazlur Rahman di Chicago) yang memelopori gerakan firqah liberal bersama dengan Djohan Efendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wachid. (Adiyan Husaini dalam makalah Islam Liberal dan misinya menukil dari Greg Barton. Nurcholis Madjid telah memulai gagasan pembaruannya sejak tahun l970-an. Pada saat itu ia telah menyuarakan pluralisme agama dengan menyatakan: Rasanya toleransi agama hanya akan tumbuh di atas dasar paham kenisbian (relativisme) bentuk-bentuk formal agama ini dan pengakuan bersama akan kemutlakan suatu nilai yang universal, yang mengarah kepada setiap manusia, yang kiranya merupakan inti setiap agama.


“Pada akhir zaman, akan muncul sekelompok anak muda usia yang bodoh akalnya.
Mereka berkata menggunakan firman Allah, padahal mereka telah keluar dari Islam, bagai keluarnya anak panah dari busurnya. Iman mereka tak melewati tenggorokan. Di mana pun kalian jumpai mereka, bunuhlah mereka. Orang yang membunuh mereka akan mendapat pahala di hari kiamat.”
KUTIPAN bernada provokatif di atas terpampang sebagai moto sebuah buku mungil yang judulnya menyiratkan peringatan keras: Bahaya Islam Liberal. Buku saku setebal 100 halaman itu ditulis Hartono Ahmad Jaiz, 50 tahun, seorang mantan wartawan. Meski kecil, buku tersebut bisa berdampak besar karena mengandung pesan “penghilangan nyawa”.
Moto itu bukan sembarang untaian kata. Melainkan terjemahan hadis Nabi Muhammad SAW, yang tersimpan dalam kitab Al-Jami’ al-Shahih karya Imam Bukhari. Mayoritas kaum muslim menilai hadis hasil seleksi Bukhari memiliki kadar kesahihan amat tinggi. Jadi, perintah membunuh dalam hadis itu bisa dipahami sebagai kewajiban syar’i (bemuatan agama) yang bernilai ibadah.
Buku itu terbit Januari 2002, bersamaan dengan maraknya pemberitaan tentang komunitas anak muda yang menamakan diri Jaringan Islam Liberal (JIL). Penempatan hadis riwayat Ali bin Abi Thalib tersebut sebagai moto buku mengundang pertanyaan: apakah Islam liberal yang dikupas buku itu, dengan demikian, sudah masuk kriteria kelompok yang dimaksud isi hadis, sehingga wajib dibunuh?
Sang penulis tak menjawab ya atau tidak. “Itu harus diputuskan lewat mekanisme hukum,” ujar Hartono. Hadis tersebut, kata alumnus IAIN Yogyakarta ini, bersifat umum. Karena itu, Hartono menyadari, penerapannya bisa menimbulkan fitnah dan perselisihan. Maka perlu pelibatan aparat hukum untuk meredam sengketa. Sesuai dengan kaidah fikih: hukm al-hakim yarfa’u al-khilaf (putusan pihak berwenang berfungsi menyudahi polemik).
Pada akhir buku, Hartono menyerukan pengadilan atas Islam Liberal yang ia nilai “jauh dari kebenaran”. Namun, secara tersirat, ia tetap menyarankan sanksi bunuh, ketika menutup buku dengan menampilkan kisah Umar bin Khattab yang membunuh orang yang menolak berhukum dengan syariat Islam. Di antara dosa JIL, di mata Hartono, juga menolak syariat Islam.
Ibn Hajar al-Asqalani, dalam bukunya, Fathul Bari –sebuah elaborasi (syarah) atas Shahih Bukhari– menjelaskan, hadis tersebut diwartakan Ali ketika hendak menumpas pembangkangan kaum Khawarij (Haruriyah). Yakni kelompok yang sangat literal memahami Al-Quran dan menilai Ali telah kafir.
Khawarij dikenal mudah mengafirkan sesama muslim, dan tak segan membunuh muslim yang mereka vonis kafir. Komunitas jenis inilah yang dimaksud hadis tersebut saat itu. Pada awal 2002, Hartono memakai hadis itu untuk buku tentang komunitas liberal, bukan kelompok literal sejenis Khawarij.
Dengan demikian, berita gempar fatwa mati yang pernah menimpa JIL pada akhir 2002 telah mendapat pengantar “akademik” dari buku Hartono, 11 bulan sebelumnya. Bila di awal 2002 Hartono mewacanakan eksekusi bunuh terhadap Islam liberal, menjelang akhir tahun, lontaran itu mengkristal dalam bentuk “fatwa mati”.
Sejumlah agamawan yang tergabung dalam Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), pada 30 November 2002, berkumpul di Masjid Al-Fajar, Bandung, dan mengeluarkan pernyataan berisi fatwa itu. Pernyataan FUUI berbunyi, “Menuntut aparat penegak hukum untuk membongkar jaringan dan kegiatan yang secara sistematis dan masif melakukan penghinaan terhadap Allah, Rasulullah, umat Islam, dan para ulama.”
Mereka terpicu tulisan provokatif Ulil Abshar Abdalla, Koordinator JIL, di Kompas, 18 November 2002, berjudul “Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam” , yang dirujuk sebagai contoh penghinaan agama. FUUI menyatakan, “Menurut syariat Islam, oknum yang menghina dan memutarbalikkan kebenaran agama dapat diancam dengan hukuman mati.”
Menurut Ketua FUUI, KH Athian Ali, fatwanya tak hanya untuk Ulil. “Terlalu kecil jika kami hanya menyorot Ulil. Kami ingin membongkar motif di balik Jaringan Islam Liberal yang dia pimpin,” kata Athian. Sepanjang 2002, karena itu, menjadi tahun seruan kematian atas JIL.
Fatwa itu menyulut kontroversi luas. Sikap FUUI menuai banyak kecaman. Inti kecaman itu: berbeda pendapat boleh, tapi jangan menebar maut. Cukuplah sejarah memberi pelajaran pahit: dari Al-Hallaj (Baghdad), Siti Jenar (Demak), Hamzah Fansuri (Aceh), Farag Faudah (Mesir), sampai Mahmoud Taha (Sudan) yang kehilangan nyawa karena pikiran berbeda.
Akhirnya FUUI mengklarifikasi: mereka tak mengeluarkan “fatwa mati”. “Kami hanya menuntut proses hukum,” kata Athian. Ia membuktikan ucapannya dengan mengadukan Ulil ke Mabes Polri, sepekan kemudian. FUUI memang tak menyebut kata “fatwa mati”, tapi Athian menyatakan, dasar hukum sikapnya terhadap JIL sama dengan sikap kepada Pendeta Suradi. Pada Februari 2001, FUUI terang-terangan memakai kata “fatwa mati” untuk Suradi.
Komunitas macam apa sebenarnya JIL ini? Mengapa sampai ada kelompok lain yang menyerukan kematiannya? Setarakah “bahaya Islam Liberal” dengan jargon “bahaya narkoba” atau “bahaya laten komunis” yang pelakunya juga kerap diganjar hukuman mati? GATRA pernah dua kali menggali tuntas komunitas ini: Laporan Khusus Islam “Liberal Hadang Fundamentalisme” (8 Desember 2001) dan Laporan Utama “Fatwa Mati Islam Liberal” (21 Desember 2002). Anggapan dan ancaman terhadap JIL itu agaknya berlebihan.
Kemunculan JIL berawal dari kongko-kongko antara Ulil Abshar Abdalla (Lakpesdam NU), Ahmad Sahal (Jurnal Kalam), dan Goenawan Mohamad (ISAI) di Jalan Utan Kayu 68 H, Jakarta Timur, Februari 2001. Tempat ini kemudian menjadi markas JIL. Para pemikir muda lain, seperti Lutfi Asyyaukani, Ihsan Ali Fauzi, Hamid Basyaib, dan Saiful Mujani, menyusul bergabung. Dalam perkembangannya, Ulil disepakati sebagai koordinator.
Gelora JIL banyak diprakarsai anak muda, usia 20-35-an tahun. Mereka umumnya para mahasiswa, kolomnis, peneliti, atau jurnalis. Tujuan utamanya: menyebarkan gagasan Islam liberal seluas-luasnya. “Untuk itu kami memilih bentuk jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik,” tulis situs islamlib.com. Lebih jauh tentang gagasan JIL lihat: Manifesto Jaringan Islam Liberal.
JIL mendaftar 28 kontributor domestik dan luar negeri sebagai “juru kampanye” Islam liberal. Mulai Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Jalaluddin Rakhmat, Said Agiel Siradj, Azyumardi Azra, Masdar F. Mas’udi, sampai Komaruddin Hidayat. Di antara kontributor mancanegaranya: Asghar Ali Engineer (India), Abdullahi Ahmed an-Na’im (Sudan), Mohammed Arkoun (Prancis), dan Abdallah Laroui (Maroko).
Jaringan ini menyediakan pentas –berupa koran, radio, buku, booklet, dan website– bagi kontributor untuk mengungkapkan pandangannya pada publik. Kegiatan pertamanya: diskusi maya (milis). Lalu sejak 25 Juni 2001, JIL mengisi rubrik Kajian Utan Kayu di Jawa Pos Minggu, yang juga dimuat 40-an koran segrup. Isinya artikel dan wawancara seputar perspektif Islam liberal.
Tiap Kamis sore, JIL menyiarkan wawancara langsung dan diskusi interaktif dengan para kontributornya, lewat radio 68H dan 15 radio jaringannya. Tema kajiannya berada dalam lingkup agama dan demokrasi. Misalnya jihad, penerapan syariat Islam, tafsir kritis, keadilan gender, jilbab, atau negara sekuler. Perspektif yang disampaikan berujung pada tesis bahwa Islam selaras dengan demokrasi.
Dalam situs islamlib.com dinyatakan, lahirnya JIL sebagai respons atas bangkitnya “ekstremisme” dan “fundamentalisme” agama di Indonesia. Seperti munculnya kelompok militan Islam, perusakan gereja, lahirnya sejumlah media penyuara aspirasi “Islam militan”, serta penggunaan istilah “jihad” sebagai dalil kekerasan.
JIL tak hanya terang-terangan menetapkan musuh pemikirannya, juga lugas mengungkapkan ide-ide “gila”-nya. Gaya kampanyenya menggebrak, menyalak-nyalak, dan provokatif. Akumulasi gaya ini memuncak pada artikel kontroversial Ulil di Kompas yang dituding FUUI telah menghina lima pihak sekaligus: Allah, Nabi Muhammad, Islam, ulama, dan umat Islam. “Tulisan saya sengaja provokatif, karena saya berhadapan dengan audiens yang juga provokatif,” kata Ulil.
Dengan gaya demikian, reaksi bermunculan. Tahun 2002 bisa dicatat sebagai tahun paling polemis dalam perjalanan JIL. Spektrumnya beragam: mulai reaksi ancaman mati, somasi, teguran, sampai kritik berbentuk buku. Teguran, misalnya, datang dari rekomendasi (taushiyah) Konferensi Wilayah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, 11-13 Oktober 2002.
Bunyinya: “Kepada PWNU Jawa Timur agar segera menginstruksikan kepada warga NU mewaspadai dan mencegah pemikiran Islam Liberal dalam masyarakat. Apabila pemikiran Islam Liberal dimunculkan oleh Pengurus NU (di semua tingkatan) diharap ada sanksi, baik berupa teguran keras maupun sanksi organisasi (sekalipun dianulir dari kepengurusan).”
Somasi dilancarkan Ketua Departemen Data dan Informasi Majelis Mujahidin Indonesia, Fauzan al-Anshari, kepada RCTI dan SCTV, pada 4 Agustus 2002, karena menayangkan iklan “Islam Warna-warni” dari JIL. Iklan itu pun dibatalkan. Kubu Utan Kayu membalas dengan mengadukan Fauzan ke polisi.
Sementara kritik metodologi datang, salah satunya, dari Haidar Bagir, Direktur Mizan, Bandung. Ia menulis kolom di Republika, 20 Maret 2002: “Islam Liberal Butuh Metodologi”. JIL dikatakan tak punya metodologi. Istilah ”liberal”, Haidar menulis, cenderung menjadi ”keranjang yang ke dalamnya apa saja bisa masuk”. Tanpa metodologi yang jelas akan menguatkan kesan, Islam liberal adalah ”konspirasi manipulatif untuk menggerus Islam justru dengan meng-abuse sebutan Islam itu sendiri”.
Reaksi berbentuk buku, selain karya Hartono tadi, ada pula buku Adian Husaini, Islam Liberal: Sejarah Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya (Jakarta, Juni 2002). Ada tiga agenda JIL yang disorot: pengembangan teologi inklusif-pluralis dinilai menyamakan semua agama dan mendangkalkan akidah; isu penolakan syariat Islam dipandang bagian penghancuran global; upaya penghancuran Islam fundamentalis dituding bagian proyek Amerika atas usulan zionis Israel.
Buku lain, karya Adnin Armas, Pengaruh Kristen-Orientalis terhadap Islam Liberal (Jakarta, Agustus 2003). Isinya, kumpulan perdebatan Adnin dengan para aktivis JIL di milis Islam liberal. Energi personel JIL akhirnya memang tersedot untuk meladeni berbagai reaksi sepanjang 2002 itu. Mulai berbentuk adu pernyataan, debat ilmiah, sampai balasan mengadukan Fauzan ke polisi. Tapi, semuanya justru melejitkan popularitas kelompok baru ini.
Menjelang akhir 2003 ini, hiruk-pikuk kontroversi JIL cenderung mereda. Nasib aduan FUUI dan aduan JIL terhadap Fauzan ke Mabes Polri menguap begitu saja. Dalam suasana lebih tenang, JIL mulai menempuh fase baru yang lebih konstruktif, tak lagi meledak-ledak.
“Tahap awal yang menggebrak, kami kira sudah cukup. Kini kami konsentrasi mengembangkan jaringan antarkampus,” kata Nong Darol Mahmada, Wakil Koordinator JIL. Misinya, membendung laju skripturalisme Islam sejenis Hizbut Tahrir yang merasuki kampus-kampus umum. Ada 10 kampus di Jawa yang dimasuki jaringan. Agustus lalu, JIL mengelar SWOT untuk mengevaluasi kinerja dan merumuskan agenda ke depan.
Ramadan ini, JIL mengisi waktu dengan mengkaji kitab-kitab ushul fiqh klasik ala pesantren. Seperti Ar-Risalah karya Imam Syafi’i, Al-Muwafaqat karya Al-Syatibi, tulisan lepas Najmuddin Al-Thufi dan Jam’ul Jawami’ karya Al-Subkhi. Acara bertajuk “Gelar Tadarus Ramadan: Kembali ke Islam Klasik” ini berlangsung di Gedung Teater Utan Kayu. Usai diskusi, acara dilanjutkan dengan tarawih bersama.
Di atas segalanya, aksi-reaksi yang mengiringi perjalanan JIL telah menguakkan kenyataan bahwa JIL mempunyai “konstituen” tersendiri yang justru mendapat pencerahan spiritual dari Islam ala JIL ini.
Misalnya, saat berlangsung talk show radio bersama Prof. Hasanuddin A.F. tentang pidana mati dalam Islam, Desember 2002. Seorang penanya bernama Henri Tan mengeluh akan keluar lagi dari Islam, bila Ulil diancam-ancam fatwa mati. “Islam model Ulil ini yang membuat saya tertarik masuk Islam. Kalau model ini mau dimatikan, lebih baik saya keluar lagi dari Islam,” katanya.
Fakta serupa muncul dalam bedah buku Syariat Islam Pandangan Muslim Liberal di Universitas Negeri Jakarta, Juni 2003. Seorang peserta, sebut saja Djohan, menyesalkan fatwa mati atas Ulil. “Saya meninggalkan Kristen dan masuk Islam justru karena keislaman model Mas Ulil. Dia bukan pendangkal akidah, malah menguatkan akidah saya,” kata Djohan. Tuduhan bahwa JIL mendangkalkan akidah, dengan fakta ini, perlu diuji kembali.
Ketika digelar jumpa pers JIL menanggapi fatwa FUUI, di Utan Kayu, Jakarta, Desember 2002, ada seorang penanggap yang mengaku berislam secara “minimal”, alias abangan. Tadinya ia merasa terasingkan dari wadah mayoritas umat Islam, tapi kehadiran JIL seolah merangkulnya, dan mengakuinya sebagai muslim. Ia pun terdorong meningkatkan kualitas keislamannya.
Lepas dari beragam kontroversinya, bagaimanapun, ada segmen masyarakat tertentu yang membutuhkan Islam model JIL dalam merawat spiritualitas mereka. Tentu mereka bukan hanya kalangan mualaf dan abangan, juga para akademisi, peneliti, aktivis, dan mahasiswa yang berpikir kritis, pluralis, dan menjunjung kebebasan. Maka, biarkan JIL melayani konstituennya. (GTR)

Akar Islam Liberal

“Kita tidak perlu menghiraukan nomenklatur. Tetapi jika sebuah nama harus diberikan padanya, marilah kita sebut itu ‘Islam liberal’.” ( Asaf ‘Ali Asghar Fyzee [India, 1899-1981] ).
PERKENALAN istilah “Islam liberal” di Tanah Air terbantu oleh peredaran buku Islamic Liberalism (Chicago, 1988) karya Leonard Binder dan Liberal Islam: A Source Book (Oxford, 1998) hasil editan Charles Kurzman. Terjemahan buku Kurzman diterbitkan Paramadina Jakarta, Juni 2001. Versi Indonesia buku Binder dicetak Pustaka Pelajar Yogyakarta, November 2001.
Sebelum itu, Paramadina menerjemahkan disertasi Greg Barton di Universitas Monash, berjudul Gagasan Islam Liberal di Indonesia, April 1999. Namun, dari ketiga buku ini, tampaknya buku Kurzman yang paling serius melacak akar, membuat peta, dan menyusun alat ukur Islam liberal. Para aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) juga lebih sering merujuk karya Kurzman ketimbang yang lain.
Kurzman sendiri meminjam istilah itu dari Asaf ‘Ali Asghar Fyzee, intelektual muslim India. Fyzee orang pertama yang menggunakan istilah “Islam liberal” dan “Islam Protestan” untuk merujuk kecenderungan tertentu dalam Islam. Yakni Islam yang nonortodoks; Islam yang kompatibel terhadap perubahan zaman; dan Islam yang berorientasi masa depan, bukan masa silam.
“Liberal” dalam istilah itu, menurut Luthfi Assyaukanie, ideolog JIL, harus dibedakan dengan liberalisme Barat. Istilah tersebut hanya nomenklatur (tata kata) untuk memudahkan merujuk kecenderungan pemikiran Islam modern yang kritis, progresif, dan dinamis. Dalam pengertian ini, “Islam liberal” bukan hal baru. “Fondasinya telah ada sejak awal abad ke-19, ketika gerakan kebangkitan dan pembaruan Islam dimulai,” tulis Luthfi.
Periode liberasi itu oleh Albert Hourani (1983) disebut dengan “liberal age” (1798-1939). “Liberal” di sana bermakna ganda. Satu sisi berarti liberasi (pembebasan) kaum muslim dari kolonialisme yang saat itu menguasai hampir seluruh dunia Islam. Sisi lain berarti liberasi kaum muslim dari cara berpikir dan berperilaku keberagamaan yang menghambat kemajuan.
Luthfi menunjuk Muhammad Abduh (1849-1905) sebagai figur penting gerakan libaral pada awal abad ke-19. Hassan Hanafi, pemikir Mesir kontemporer, menyetarakan Abduh dengan Hegel dalam tradisi filsafat Barat. Seperti Hegel, Abduh melahirkan murid-murid yang terbagi dalam dua sayap besar: kanan (konservatif) dan kiri (liberal).
Ada dua kelompok yang dikategorikan “musuh” utama Islam liberal. Pertama, konservatisme yang telah ada sejak gerakan liberalisme Islam pertama kali muncul. Kedua, fundamentalisme yang muncul akibat pergesekan Islam dan politik setelah negara-negara muslim meraih kemerdekaannya.
Bila Luthfi mengembalikan semangat liberal pada abad ke-19, aktivis JIL yang lain, Ahmad Sahal, menariknya pada periode sahabat. Rujukannya Umar bin Khattab. Dialah figur yang kerap melakukan terobosan ijtihad. Umar beberapa kali meninggalkan makna tekstual Al-Quran demi kemaslahatan substansial. Munawir Sjadzali juga kerap merujukkan pikirannya kepada Umar ketika memperjuangkan kesetaraan hak waris anak laki-laki dan perempuan.
Umar menjadi inspirator berkembangnya mazhab rasional dalam bidang fikih yang dkenal sebagai madrasatu ra’yi. Dengan demikian, Sahal menyimpulkan, Islam liberal memiliki genealogi yang kukuh dalam Islam. Akhirnya, Islam liberal adalah juga anak kandung yang sah dari Islam.

Manifesto Jaringan Islam Liberal

NAMA “Islam liberal” menggambarkan prinsip yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. Kami percaya, Islam selalu dilekati kata sifat, sebab kenyataannya Islam ditafsirkan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu jenis tafsir –dengan demikian juga memilih satu kata sifat– yaitu “liberal”. Untuk mewujudkan Islam liberal, kami membentuk “Jaringan Islam Liberal”. Landasan penafsiran kami adalah:
1. Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam.
Kami percaya, ijtihad (penalaran rasional atas teks-teks keislaman) adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik terbatas atau keseluruhan, adalah ancaman atas Islam, sebab Islam akan mengalami pembusukan. Kami percaya ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), maupun ilahiyyat (teologi).
2. Mengutamakan semangat religio-etik, bukan makna literal teks.
Ijtihad yang kami kembangkan berdasarkan semangat religio-etik Quran dan Sunnah Nabi, bukan semata makna literal teks. Penafsiran literal hanya akan melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran berdasarkan semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian peradaban kemanusiaan universal.
3. Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.
Kami mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab penafsiran adalah kegiatan manusiawi yang terkungkung konteks tertentu; terbuka, sebab setiap penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar; plural, sebab penafsiran adalah cermin kebutuhan penafsir pada masa dan ruang yang terus berubah.
4. Memihak pada yang minoritas dan tertindas.
Kami berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kaum minoritas tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas minoritas berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas dipahami dalam makna luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, gender, budaya, politik, dan ekonomi.
5. Meyakini kebebasan beragama.
Kami yakin, urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Kami tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar pendapat atau kepercayaan.
6. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.
Kami yakin, kekuasaan agama dan politik harus dipisahkan. Kami menentang negara agama (teokrasi). Kami yakin, bentuk negara yang sehat bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang memisahkan kedua wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk menentukan segala bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus. (GTR)
[sumber: hasil SWOT JIL di Ancol, Jakarta, Agustus 2003/swaramuslim]

APA ITU JIL (Jaringan Islam Liberal)

Oleh : Prof. KH. Ali Mustafa Yakub, MA

Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah sebuah pemikiran yang sifatnya liberal, yang menurut mereka tidak terpaku dengan teks-teks Agama (Al Quran dan Hadis), tetapi lebih terikat dengan nilai-nilai yang terkandung dalam teks-teks tersebut. Dalam implementasinya pemikiran ini dapat disebut meninggalkan teks sama sekali, dan hanya menggunakan rasio dan selera belaka.

Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata "Islam" dan "Liberal" itu tidak tepat. Sebab Islam itu artinya tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan liberal artinya bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran Agama (al-Qur'an dan Hadis), Oleh karena itu, pemikiran liberal sebenarnya lebih tepat disebut "Pemikiran Iblis" dari pada "Pemikiran Islam", karena makhluk pertama yang tidak taat kepada Allah adalah Iblis.

Lebih jelasnya, di bawah ini kami cantumkan point-point pemikiran kelompok JIL tersebut yang kami kutip dari berbagai sumber :

>Umat Islam tidak boleh memisahkan diri dari umat lain, sebab munusia adalah keluarga universal yang memiliki kedudukan yang sederajat. Karena itu larangan perkawinan antara wanita muslimah dengan pria non muslim sudah tidak relevan lagi

>Produk hukum Islam klasik (fiqh) yang membedakan antara muslim dengan non muslim harus diamandemen berdasarkan prinsip kesederajatan universal manusia.

>Agama adalah urusan pribadi, sedangkan urusan Negara adalah murni kesepakatan masyarakat secara demokratis.

>Hukum Tuhan itu tidak ada. Hukum mencuri, zina, jual-beli, dan pernikahan itu sepenuhnya diserahkan kepada umat Islam sendiri sebagai penerjemahan nilai-nilai universal.

>Muhammad adalah tokoh histories yang harus dikaji secara kritis karena beliau adalah juga manusia yang banyak memiliki kesalahan.

>Kita tidak wajib meniru rasulllah secara harfiah. Rasulullah berhasil menerjemahkan nilai-nilai Islam universal di Madinah secara kontekstual. Maka kita harus dapat menerjemahkan nilai itu sesuai dengan konteks yang ada dalam bentuk yang lain.

>Wahyu tidak hanya berhenti pada zaman Nabi Muhammad saja (wahyu verbal memang telah selesai dalam bentuk al-Qur'an). Tapi wahyu dalam bentuk temuan ahli fikir akan terus berlanjut, sebab temuan akal juga merupakan wahyu karena akal adalah anugerah Tuhan.

>Karena semua temuan manusia adalah wahyu, maka umat Islam tidak perlu membuat garis pemisah antara Islam dan Kristen, timur dan barat, dan seterusnya.

>Nilai islami itu bisa terdapat di semua tempat, semua agama, dan semua suku bangsa. Maka melihat Islam harus dilihat dari isinya bukan bentuknya.

>Agama adalah baju, dan perbedaan agama sama dengan perbedaan baju. Maka sangat konyol orang yang bertikai karena perbedaan baju (agama). semua agama mempunyai tujuan pokok yang sama, yaitu penyerahan diri kepada Tuhan.

>Misi utama Islam adalah penegakan keadilan. Umat Islam tidak perlu memperjuangkan jilbab, memelihara jenggot, dan sebagainya.

>Memperjuangkan tegaknya syariat Islam adalah wujud ketidakberdayaan umat Islam dalam menyelesaikan masalah secara arasional. Mereka adalah pemalas yang tidak mau berfikir.

>Orang yang beranggapan bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan syariat adalah orang kolot dan dogmatis.

>Islam adalah proses yang tidak pernah berhenti, yaitu untuk kebaikan manusia. Karena keadaan umat manusia itu berkembang, maka Agama (Islam) juga harus berkembang dan berproses demi kebaikan manusia. Kalau Islam itu diartikan sebagai paket sempurna seperti zaman rasulullah, maka itu adalah fosil Islam yang sudah tidak berguna lagi.

Indonesia Tanpa JIL

Nampaknya senjata makan tuan bagi kaum libertarian alias Jaringan Islam Liberal (JIL) dibaca 'Jaringan Iblis Laknatullah'. Setelah melakukan demonsTERASI dengan tema 'IndonesiaTanpaFPI' yang umumnya pesertanya banci kaleng rombeng, homo bin sapiens, lesbi, dan para begajulan, namun masyarakat indonesia umumnya dapat menilai, bahwa orang-orang yang ingin FPI bubar kok bentuk tampilan dan gaya hidupnya amburadul seperti itu. Tentu saja sebuah opini tentang 'bahwa pembenci FPI umumnya orang gak bener alias berpaham aneh', termasuk sang owner Ulil dan korlap guntur romli yang sudah terlanjur menerima beasiswa belajar ke luar negeri dengan dana zionis.

Get rid of JIL from our country !
Find us on Twitter #IndonesiaTanpaJIL


Meski mengakui dirinya masih 'begajulan', Fauzi memiliki komitmen yang kuat dalam membela Islam dan melawan pemikiran liberal, terutama melalui aktivitasnya di Twitter. Kontribusi dan semangatnya luar biasa, dan kerendahhatiannya pun perlu dicontoh oleh semua orang.

Fauzi Baadila berani bersuara, kamu ?

Sekarang, para intelektual muda indonesia sadar akan kesesatan JIL. Maka munculah gebrakan 'Gerakan Indonesia Tanpa JIL (Jaringan Iblis Laknatullah)'. Beberapa contoh keanehan JIL yaitu;

1. Mendukung gerakan pornografi dan pornoaksi dengan dalih kebebasan berekpresi.
2. Mendukung pernikahan sesama jenis.
3. Mengatakan meragukan kandungan AlQuran.
4. Meragukan Kerosulan Muhammad SAW.
5. Mengatakan Allah adalah Tuhan segala agama.

Berikut sekilas pandangan tentang kesesatan JIL (bukan Jaringan Islam Liberal, tapi Jaringan Iblis Laknatullah).

Sesuai dengan sifatnya ‘yang berbeda’, maka Fikih Lintas Agama itu pun berbeda dengan fikih hasil ijtihad para ulama. Di antara perbedaannya bisa disimplifikasikan/ disederhanakan sebagai berikut:

1.Dibiayai oleh lembaga orang kafir dan duit lembaga pendana itu dari orang kafir.

2.Ditulis oleh orang-orang yang latar belakang keilmuannya bukan ilmu fikih, namun rata-rata menggeluti filsafat atau perbandingan agama, atau tasawuf, atau ilmu kalam (bukan ilmu Tauhid). Kalau toh tadinya belajar ilmu fikih di Fakultas Syari’ah seperti Masdar F Mas’udi (salah satu dari 9 orang tim Penulis FLA Paramadina) pada perjalanan terkininya bukan lagi menekuni studi jurusan Fikih tetapi filsafat.

3.Cara ber-istidlal (mengambil dalil untuk menyimpulkan hukum) tidak ada konsistensi, sehingga antagonistis, bertabrakan satu sama lain.

4.Tidak jujur.

5.Memperlakukan ayat-ayat Al-Qur’an semau mereka.

6.Pendapat yang sangat lemah pun dijadikan hujjah, lalu disimpulkan satu ketentuan, dan ketentuan yang berdasarkan pendapat sangat lemah itu kemudian untuk menghukumi secara keseluruhan. Akibatnya, hukum dibalik-balik, yang haram jadi halal.

7.Pembolak-balikan itu untuk mempropagandakan “aqidah dan Fikih yang berbeda”.

Sekarang kita lihat beberapa kebodohan antek-antek JIL (Jaringan Iblis Laknatullah) lainnya, namun entah terlanjur gengsi atau iming-iming dollar dan kepopuleran dunia sehingga mereka menggadaikan akidah.

Coba tengok Gambar atau Ocehan mereka (JIL) di Twitland :
Turut berduka cita atas matinya akal orang ini...
kayaknya beliau merasa nyesel belajar agama ... salah alamat sih belajarnya
Maunya condong ke mana? lsrael? Buka mata dan nurani, lsrael tiap hari merampas tanah penduduk desa palestina
mungkin Islam yg difahami dan dianggap benar oleh Guntur adalah Islam oplosan...oplosan duit ASIa foundation

Melanjutkan tweet "bego"-nya, Luthfi Assyaukanie memperlihatkan watak sekularisnya yang serba hipokrit, sehingga keimanan pun dipandang secara parsial dan temporal.
Sekularisme tidak disembunyikan lagi. Anti agama 24 karat!
Inilah ciri khas kaum liberalis, selalu menggarisbawahi masalah-masalah yang tidak relevan. Yang dibicarakan hanya seputar batik dan kopiah, pakaian Arab dan pakaian Indonesia.

Parahnya lagi, ayahanda HAMKA disebut-sebut sebagai orang Arab, padahal Syaikh Abdul Karim Amrullah itu asli keturunan Minang.
Tentu saja, kita pun paham bahwa perbuatan 'rusak' di lingkungan yang 'rusak berat' tidak akan lagi dianggap abnormal. Itulah sebabnya di tengah-tengah kejahiliyahan, orang-orang yang berpegang teguh pada Islam akan dianggap sebagai 'ghurabaa', yaitu mereka yang terasingkan.
Ciuman adalah sedekah. Ini premis utamanya.
Syukron telah bertindak cukup akurat dengan membedakan antara ciuman dengan zina. Akan tetapi ia memberi kesan seolah-olah syariah tidak sejalan dengan fiqih.

Ketika Agama Menjadi Jahat (JIL)
Bertujuan pada konsep spiritual bias (Keatheisan)


Bahaya laten liberalisasi, sasaran, target, konsep, dan strategi sampah JIL, bahaya untuk semua agama!
 


JIL Mengganyang Islam

Salah satu musuh yang kini tengah dihadapi ummat Islam adalah ajaran sesat yang dibawa oleh Jaringan Islam Liberal/JIL. Sehingga kerancuan yang mereka tebarkan perlu dibantah, apalagi orang-orang yang membawa pemikiran sesat ini adalah tokoh-tokoh yang digelari cendekiawan, kyai dan intelektual. Sebenarnya pernyataan mereka terlalu menyakitkan untuk ditulis dan disebarluaskan, namun demi tegaknya kebenaran maka dalam kesempatan ini akan kami bawakan beberapa contoh kesesatan pemikiran mereka yang dengannya pembaca akan mengetahui betapa rusaknya akidah Islam Liberal ini.

Orang JIL Tidak Paham Tauhid

Nurcholis Majid menafsirkan Laa ilaaha illAllah dengan arti tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar). Padahal Rasulullah, para sahabat dan para ulama dari zaman ke zaman meyakini bahwa makna Laa ilaaha ilAllah adalah tiada sesembahan yang benar kecuali Allah. Dalilnya adalah firman Allah, "Demikian itulah kuasa Allah Dialah sesembahan yang haq adapun sesembahan-sesembahan yang mereka seru selain Allah adalah (sesembahan) yang batil." (Al Hajj 22:62). Nah satu contoh ini sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa ajaran JIL adalah sesat karena menyimpang dari petunjuk Rasulullah dan para sahabat. Walaupun dalam mempromosikan kesesatannya mereka menggunakan label Islam, tapi sesungguhnya Islam cuci tangan dari apa yang mereka katakan.

Orang JIL Tidak Paham Kebenaran

Ulil Abshar mengatakan bahwa semua agama sama, semuanya menuju jalan kebenaran, jadi Islam bukan yang paling benar katanya. Padahal Al Qur'an dan As Sunnah menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya agama yang benar, yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam" (QS Ali Imran 3:19). Nabi juga bersabda, "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku, baik Yahudi maupun Nashrani kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa kecuali pastilah dia termasuk di antara para penghuni neraka" (HR. Muslim). Kalau Allah dan Rasul-Nya sudah menyatakan demikian, maka anda pun bisa menjawab apakah yang dikatakan Ulil ini kebenaran ataukah bukan?.

Orang JIL Tidak Paham Islam

Para tokoh JIL menafsirkan Islam hanya sebagai sikap pasrah kepada Tuhan. Maksud mereka siapapun dia apapun agamanya selama dia pasrah kepada Tuhan maka dia adalah orang Islam. Allahu Akbar! Ini adalah jahil murokkab (bodoh kuadrat), sudah salah, merasa sok tahu lagi. Cobalah kita simak jawaban Nabi ketika Jibril bertanya tentang Islam. Beliau menjawab, "Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji ke baitullah jika engkau sanggup mengadakan perjalanan ke sana" (HR. Muslim). Siapakah yang lebih tahu tentang Islam; Nabi ataukah orang-orang JIL ?
Ini dia Musdah Muliah, tokoh yang sudah menghalalkan homo seks

Pernyataan Bodoh Musdah Muliah (Tokoh JIL). Ini dia Musdah Muliah, tokoh yang sudah menghalalkan homo seks. Ini adalah rekaman dari acara "Mata Najwa" di Metro TV 21 April 2010. Disini Prof Dr Siti Musdah Mulia, MA mengeluarkan pernyataan yang kontroversial, sampai-sampai Najwa Shihab pun sempet bengong dibuatnya. Detail lebih lanjutnya silahkan disaksikan sendiri.





Pergerakan berdasarkan Filosofi barat, bukan islam, apalagi Quran dan Sunnah. Nafsu dunia, berpijak pada kekuasaan, dan sekarang terealisasi dengan partai besar yang mengayomi pemimpin kita, BAHAYA bukan?

Orang JIL Menghina Syari'at Islam


Ulil Abshar mengatakan bahwa larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam sudah tidak relevan lagi. Padahal Allah Ta'ala telah berfirman, "Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku telah ridha Islam menjadi agama kalian" (QS Al Ma'idah 5:3). Kalau Allah Yang Maha Tahu sudah menyatakan bahwa Islam sudah sempurna sedangkan Ulil mengatakan bahwa ada aturan Islam yang tidak relevan - tidak cocok dengan perkembangan zaman - maka kita justeru bertanya kepadanya : Siapakah yang lebih tahu, kamu ataukah Allah?!.

Orang Tidak Tahu Kok Diikuti ?

Demikianlah beberapa contoh kesesatan pemikiran JIL. Kita telah melihat bersama betapa bodohnya pemikiran semacam ini. Kalaulah makna tauhid, makna Islam adalah sebagaimana yang dikatakan oleh mereka (JIL) niscaya Abu Jahal, Abu Lahab dan orang-orang kafir Quraisy yang dimusuhi Nabi menjadi orang yang pertama-tama masuk Islam. Karena mereka meyakini bahwasanya Allah-lah pencipta, pengatur, pemberi rizki, yang menghidupkan dan mematikan, yang mampu menyelamatkan mereka ketika tertimpa bencana, sehingga ketika mereka diombang-ambingkan oleh ombak lautan mereka mengikhlashkan do'a hanya kepada Allah, memasrahkan urusan mereka kepada-Nya.

Namun dengan keyakinan semacam ini mereka tetap saja menolak ajakan Nabi untuk mengucapkan Laa ilaaha illAllah. Bahkan mereka memerangi Rasulullah, menyiksa para sahabat dan membunuh sebagian di antara mereka dengan cara yang amat keji. Inilah bukti bahwa orang-orang JIL benar-benar tidak paham Al Qur'an, tidak paham As Sunnah, bahkan tidak paham sejarah !!.
#IndonesiaTanpaJIL

Islam Liberal 101
"Islam Liberal 101" bukan sekedar buku yang menguraikan fenomena Islam liberal di Indonesia dan mengungkapkan penyimpangan-penyimpangannya, namun juga membantu para pembacanya untuk berperan aktif dalam menggalang perlawanan terhadap Islam liberal. Buku ini mengulas secara seksama sejarah ghazwul fikriy (perang pemikiran) dari kedalaman al-Qur'an dan sejarah Islam, kemudian menjelaskan sejarah lah...irnya sekularisme dan infiltrasinya ke tengah-tengah umat Islam Indonesia. Akan tetapi, 'sajian utama' dari buku ini adalah penelaahan secara terperinci modus operandi dan retorika-retorika yang biasa digunakan oleh kalangan Islam liberal, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahaminya, mendeteksinya di kemudian hari, dan secara praktis membantahnya.

"Buku Islam Liberal 101 karya saudara Akmal Sjafril, ST., M.Pd.I. adalah buku yang patut dibaca oleh para cendekiawan, para pemikir, bahkan juga para mahasiswa Muslim yang ingin mendalami betapa lemahnya argumentasi-argumentasi yang dikemukakan kaum Islam liberal. Pemikiran-pemikiran mereka sesungguhnya sangat tidak logis dan juga sangat lemah; hanya hawa nafsu untuk mengacaukan pemikiran umat Islam. Sayangnya mereka tidak pede untuk tidak memakai nama Islam. Inilah yang paradoksal dan antagonistik dalam sikap mereka. Mudah-mudahan kaum Muslimin semakin memiliki pertahanan diri sehingga tidak mudah terpengaruh oleh pikiran-pikiran yang merusak. Selamat membaca." (Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc., Direktur Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun, Bogor)

penulis " Yang membaca buku "Islam Liberal 101" cetakan ketiga pasti sudah membaca Kata Penutup yang ditulis oleh Pak Taufiq Ismail. Awalnya saya pede saja mengirimkan buku saya (cetakan kedua) kepada beliau dan mengabari via SMS, memohon agar beliau mau menuliskan Kata Pengantar untuk cetakan ketiga. Namun setelah membaca Kata Pengantar dari Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, beliau merasa tak perlu lagi menuliskan kata pengantar. Oleh karena itu, saya pun mendapatkan Kata Penutup. Waktu itu hanya beberapa hari sebelum beliau berangkat Umrah.

Dukungan dan kepedulian beliau terhadap gerakan anti Islam liberal sangat besar. Beliau sangat senang mendengar buku "Islam Liberal 101" telah diterima masyarakat luas dan bermanfaat bagi orang banyak. Ketika beliau mengundang saya ke kediamanya, saya pun tidak perlu pikir dua kali.

Tgl 15/01/12 saya menyerahkan 2 eks. buku "Islam Liberal 101" untuk didokumentasikan di Rumah Puisi yang digagas oleh Pak Taufiq dan istrinya. Alhamdulillaah, saya pun dibekali beberapa buku sebelum pulang. Nantikan kerja apik kami ke depannya dalam melawan Islam liberal, insya Allah!"

 

Artis senior, Henidar Amroe, tertangkap kamera sedang membaca buku "Islam Liberal 101"

"Islam Liberal 101" goes to Singapore! Bpk. Djamal Tukimin (kanan), peraih penghargaan sastrawan negara Singapore dan Bpk. Abdussalam Sulthan, Presiden Muhammadiyah Singapore (kiri), menyempatkan diri berkunjung ke Toko Buku Media Dakwah dan membeli buku "Islam Liberal 101".    

Kelemahan Jaringan Liberal

Dalam QS.4. An-Nisaa’ : 76, Allah SWT menyatakan dalam firman-Nya yang artinya : “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang Kafir berperang di jalan Thoghut, maka perangilah para pengikut syetan itu, karena sesungguhnya tipu daya syetan itu adalah lemah.” Ini adalah info ilahi yang luar biasa, yang menguak tabir rahasia kekuatan Iblis dan bala tentara syetannya.
Berdasarkan ayat tersebut, ternyata visi misi Iblis dengan semua target, strategi, tak-tik dan programnya beserta segala kekuatan ekonomi, sosial, politik, teknologi, komunikasi, informasi hingga militernya, berikut segenap kecanggihannya di seluruh dunia, adalah LEMAH. Bahkan Iblis sendiri mengaku bahwasanya ia takkan mampu mengalahkan dan menguasai hamba-hamba Allah SWT yang ikhlash dalam beriman dan beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam QS.15. Al-Hijr : 40.
Karenanya, Allah SWT mewasiatkan kepada orang yang beriman dalam QS.4. An-Nisaa’ : 104 yang artinya : “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan sebagaimana kamu menderitanya. Sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Dengan ayat ini, ada berita besar berharga bahwasanya musuh Islam ternyata tidak sebesar dan sekuat serta sehebat yang dibayangkan sementara orang. Jika pembela Allah SWT menderita dalam melawan musuh Allah SWT, ternyata pembela Iblis juga menderita dalam melawan musuh Iblis. Jika para pejuang Allah SWT mengeluarkan tenaga, pikiran dan harta yang besar dalam melawan musuh, pusing memikirkan lawan, sibuk membuat strategi, lelah mengayunkan langkah, kurang tidur dan tak ada waktu untuk istirahat, lalu terluka dan terbunuh, maka ternyata para musuh Allah SWT juga akan merasakan hal yang sama. Bahkan penderitaan musuh Allah SWT lebih parah, karena mereka tak ada harapan mendapat rahmat dan ridho Allah SWT, sedang para pejuang Allah SWT dengan segala penderitaannya senantiasa memiliki harapan mendapat rahmat dan ridho Allah SWT.
Dan dengan ayat ini pula, umat Islam mendapat isyarat ilahi bahwasanya jika para pembela Iblis berani menderita, bahkan siap mati untuk meraih ridho Iblis dan masuk Neraka Jahannam, maka para pejuang Allah SWT harus lebih siap menderita, dan lebih siap mati untuk meraih ridho Allah SWT dan masuk ke dalam surga-Nya. Allahu Akbar !

Hasbunallaahu wa Ni’mal Wakiil, Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir.

Sumber Gambar Dan Referensi Artikel :

http://www.facebook.com/Islam.Liberal.101
http://www.facebook.com/IndonesiaTanpaJIL
http://kabarnet.wordpress.com/2010/10/09/pangeran-islam-awas-musuh-dalam-selimut/
http://kabarnet.wordpress.com/2009/09/20/fakta-fakta-kesesatan-jil-jaringan-islam-liberal/
http://www.facebook.com/media/albums/?id=109985942415383
http://www.akhirzaman.info/menukonspirasi/konspirasi-islam/1972-membongkar-borok-kesesatan-jil-dan-ahmadiyah.html
http://www.akhirzaman.info/nasional/ipoleksosbud/1302-mengapa-umat-memilih-antara-liberal-syirik.html
http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/mengapa-umat-memilih-antara-liberal-syirik.htm